Dakwah itu Simpel !
Tak harus buka majelis "ngobrol dan sharing juga dakwah" 'yang penting' mengajak yg ma'ruf dan mencegah kemungkaran.
Tak harus jadi Kyai dulu 'yang penting' terus memantaskan diri.
Tak harus berijazah "sampaikanlah walau 1 ayat" 'yang penting' pahami betul apa yang ingin disampaikan.
Tak harus berijtihad sendiri 'yang penting' apa yang pernah didapat sampaikan lagi.
Mereka Ulama dan Tokoh yang terpercaya, Guru-guru menyampaikan, berharap Muridnya meneruskan, karena itulah Amal Jariyah. (Ilmu yang bermanfaat)
Allah menghendaki adanya media sosial' memang dengan segala Fungsi, 'yang penting' Gunakan untuk Dakwah. (belajar lalu dakwahkan).
Apa-apa yang ada di Bumi, Allah menghendaki kita mengambil pelajaran. Dan itu sebagai bukti akan adanya Sang Pencipta (Al-Khaliq).
Tidak salah jika belajar jadi lebih mudah dengan Google, tidak hanya Ilmu Dunia - Ilmu Agama Islam juga dikhendaki Allah untuk di posting di sana.
Tidak salah jika referensi didapat dari berbagai sumber, dari beragam mazhab dari beragam kepartaian, dari beragam keyakinan. Itulah pola pemikiran, itulah pola kesadaran, itulah pola keimanan.
Teruslah belajar - teruslah berdakwah (sampaikan). Baca, Telaah, Teliti, Imani (Jalan Menuju Iman).
Jika tidak' pasti akan ditemukan kesukaran, hal-hal khilafiyah (berbeda) kita harus menjelaskan, hal-hal yang Global (keseluruhan) kita juga harus bisa memahamkan. Sesama muslim beda mazhab saja sulit menyatukan visi, apa lagi menjelaskan ke non-muslim.
Media sosial, tentu pernah menjadi wasilah sebagian Mualaf menemukan Cahaya Islam.
Dakwah adalah waisan daripada Rosulullah Saw. kpd Ummatnya.
Warisan itu adalah Dakwah (sebuah aktivitas), teruskanlah warisannya dengan beraktivitas (Dakwah).
Wallahu'alam.
Tak harus buka majelis "ngobrol dan sharing juga dakwah" 'yang penting' mengajak yg ma'ruf dan mencegah kemungkaran.
Tak harus jadi Kyai dulu 'yang penting' terus memantaskan diri.
Tak harus berijazah "sampaikanlah walau 1 ayat" 'yang penting' pahami betul apa yang ingin disampaikan.
Tak harus berijtihad sendiri 'yang penting' apa yang pernah didapat sampaikan lagi.
Mereka Ulama dan Tokoh yang terpercaya, Guru-guru menyampaikan, berharap Muridnya meneruskan, karena itulah Amal Jariyah. (Ilmu yang bermanfaat)
Allah menghendaki adanya media sosial' memang dengan segala Fungsi, 'yang penting' Gunakan untuk Dakwah. (belajar lalu dakwahkan).
Apa-apa yang ada di Bumi, Allah menghendaki kita mengambil pelajaran. Dan itu sebagai bukti akan adanya Sang Pencipta (Al-Khaliq).
Tidak salah jika belajar jadi lebih mudah dengan Google, tidak hanya Ilmu Dunia - Ilmu Agama Islam juga dikhendaki Allah untuk di posting di sana.
Tidak salah jika referensi didapat dari berbagai sumber, dari beragam mazhab dari beragam kepartaian, dari beragam keyakinan. Itulah pola pemikiran, itulah pola kesadaran, itulah pola keimanan.
Teruslah belajar - teruslah berdakwah (sampaikan). Baca, Telaah, Teliti, Imani (Jalan Menuju Iman).
Jika tidak' pasti akan ditemukan kesukaran, hal-hal khilafiyah (berbeda) kita harus menjelaskan, hal-hal yang Global (keseluruhan) kita juga harus bisa memahamkan. Sesama muslim beda mazhab saja sulit menyatukan visi, apa lagi menjelaskan ke non-muslim.
Media sosial, tentu pernah menjadi wasilah sebagian Mualaf menemukan Cahaya Islam.
Dakwah adalah waisan daripada Rosulullah Saw. kpd Ummatnya.
Warisan itu adalah Dakwah (sebuah aktivitas), teruskanlah warisannya dengan beraktivitas (Dakwah).
Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar